Jumat, 18 Mei 2012

IPA atau IPS

Ketika anak SMA itu dihadapkan pada masa penggalauan cinta yang memang terjadi pada waktunya, ternyata mereka juga dihadapkan dengan suatu hal yang membuat mereka lebih galau. Sesuatu yang jika dipikirkan diawal mudah tapi jika sudah dekat, pemikiran itu akan semaking sulit sehingga bisa menimbulkan penggalauan dan stres pada anak SMA yang tergolong pada spesies labil.

Penjurusan. Hal itu lah yang menjadi salah satu penyebab utama anak SMA zaman sekarang galau khususnya mereka yang baru masuk SMA. Dalam peraturan sekolah mana pun di Indonesia, mereka harus memilih akan masuk jurusan IPA atau IPS. Faktanya banyak diantara mereka tidak tahu akan menjadi apa dan akan mengambil mata kuliah apa nantinya. Padahal kedua hal tersebut sangat berpengaruh dalam memilih penjurusan ini. Misal, jika lo mau jadi dokter,yah lo harus masuk IPA. Jadi kuncinya kita harus mengetahui minat bakal dan cita-cita kita sebelum kita tahu akan mengambil jalur yang mana.

Jika masuk IPA, pilihan untuk jurusan kuliah akan lebih banyak dan itulah yang membuat anak-anak SMA berbondong-bondong masuk ke jurusan ini. Jurusan ini populer karena dianggap jurusan top tapi tidak semuanya anak IPA itu pintar, karena tak sedikit dari mereka yang masuk IPA karena ‘cari aman’. Berbeda dengan anak IPS, kelas IPS biasanya di cap sebagai kelas buangan. Jika seorang anak tidak bisa masuk ke IPA, mereka akan ditempatkan di kelas IPS. Jika kelas IPS juga tidak bisa, maka akan ditempatkan di kelas Bahasa.

Secara pelajaran, pelajaran yang dipelajari di IPA lebih sulit dibanding IPS. IPA mencangkup Biology, Fisika dan Kimia sedangkan IPS mencangkup Geografi, Sejarah, Ekonomi.

Gue adalah termasuk spesies ABS, Anak Baru SMA. Yah, baru setengah tahun gue jalanin cerita gue di SMA. Disinilah gue harus memilih diantara 2 jurusan yang akan gue pelajari selama 2 setengah tahun kedepan. Penjurusan di sekolah gue lebih awal dari sekolah lainnya. Di kelas 1 semester 2, gue udah masuk kelas penjurusan. Dikebanyakkan sekolah, saat naik ke kelas 2 SMA baru dimasukkan ke dalam kelas penjurusan.

Dari awal masuk SMA, gue udah memikirkan hal ini matang-matang. Karena bagi gue, hal ini sangat berpengaruh pada masa depan gue. Setelah menimbang dan menimbang akhirnya gue tekad memilih IPS. Disaat yang lain galau, gue udah santai karena gue udah punya pilihan.

Sebelum milih jurusan, sekolah gue melakukan tes psikotes. Dari sini lah kegalauan gue muncul. Memang hasil psikotes gue mengarah ke IPS tapi ternyata nilai akademik IPA gue ga jelek bahkan terbilang lumayan menuju bagus. Bokap Nyokap yang sebelumnya memaksa gue masuk IPA tanpa dikomandani langsung menyuruh gue masuk IPA. Kali ini agak sedikit memaksa gue. Tekad tinggal tekad. Gue berfikir ulang dan karena waktu yang mepet membuat gue berfikir agak ngaur karena sudah terkena virus galau.

Gue jadi berfikir kalau gue masuk IPA, gue lebih bangga dan bonyok gue seneng tapi masalahnya adalah dari gue masih pake kacamat dan suka ngupil di kelas, gue ga pernah suka sama pelajaran yang namanya IPA! Gue termasuk orang yang aktif bersosialiasi jadi udah jelas gue anak IPS banget. Setelah berhari-hari galau akhirnya gue menemukan satu alasan yang buat gue pilih IPS.

Beberapa guru heran ketika gue memilih IPS, dan gue punya jawaban pasti yang ga gue ubah. “demi masa depan”, itulah yang selalu gue jawab jika ada yang bertanya. Gue sendiri menargetkan masuk fikom yang notabene jurusan IPS, jadi gue pikir, gue kurang kerjaan banget kalau gue masuk IPA kalau nantinya gue ambil kuliah IPS. Gue ga mau dianggap anak salah jurusan.

Nah, anak-anak yang masuk IPA karena merasa IPA lebih populer yang gue bilang sekarang adalah anak-anak kurang kerjaan yang ga punya prinsip sama sekali. Mereka masuk kelas IPA hanya untuk kepopuleran semata padahal tidak ada yang perlu dibanggakan dengan masuk kelas IPA. Intinya selama ini mereka ‘salju’ alias salah jurusan. Mereka susah-susah belajar IPA tapi diakhirnya mereka mengambil IPS yang sama sekali tidak berhubungan dari pelajaran sampai cara berfikir. Gue sendiri akan tertawa terbahak-bahak jika menemukan orang seperti ini. Sekali lagi gue bilang, orang yang sama sekali ga punya prinsip untuk berfikir dan ga punya yang namanya pendirian.

Gue sangat menentang jika seorang mengatakan kalau kelas IPS itu dibawah kelas IPA. Bukan karena gue kelas IPS tapi mereka itu tidak sadar nantinya akan diatur oleh siapa. Logikanya, lulusan IPS akan banyak ke arah manager, bisnis dll. Artinya mereka akan menjadi bos atau manager. Sedangkan anak-anak IPA pasti akan mempunyai atasan bos atau manager dan pasti kebanyakan mereka adalah seorang lulusan IPS. Gue rasa IPA dan IPS sama rata, gue bisa membuktikkan kalau anak IPS itu bukanlah anak yang ga bisa berprestasi tapi dimana anak-anak yang selalu berfikir dengan masalah sosial yang tidak pernah berhenti untuk berkembang. Berbeda dengan IPA, IPA lebih belajar kepada ilmu past yang tidak akan berubah.
Itulah kegalauan baru anak-anak SMA. Kegalauan yang dianggap konyol tapi salah satu kegalauan yang berada di level berat. Bagaimana tidak, masa depan kita memang bergantung disana.

Sekarang gue berada di kelas IPS, bersama 32 orang lainnya, angkatan gue kembali buat rekor sebagai peminat kelas IPS terbanyak. Gue baru aja menjalani seminggu tanpa namanya FIKIBI. Sungguh menyenangkan.

Pesan gue, IPA atau IPS sama saja. Setiap pribadi mempunyai bakat dan kesukaan masing-masing. Dan gue rasa mau lo lulusan IPA atau IPS sekali pun dan lo ga punya niat untuk maju, lo sama sekali ga akan pernah bisa sukses man. Inget kata-kata gue. Penjurusan ga nentuin seorang akan sukses atau ga. Buktinya, banyak orang ga sekolah yang bisa menjadi seorang yang sukses karena mereka mempunyai suatu kemauan untuk maju dan terus berusaha.
  

Untuk para adik kelas, gue saranin jangan terlalu dengerin kata orang tentang penjurusan, anggep aja itu sebagai masukan. Pastiin apa yang lo pilih adalah kesukaan lo sendiri dan demi masa depan lo. Jangan masuk ke satu jurusan dengan prinsip yang konyol kaya “gue masuk IPA karena kelas IPA lebih tinggi derajatnya dari IPS” atau “Anak IPS lebih bodoh dari anak IPA”. Gue kasih tau, orang yang masih berfikiran kaya gitu adalah orang yang kolot dan bodoh. Kalau memang minat lo di IPS, jalanin aja. Jangan anggap masuk IPS itu adalah suatu kegagaln dan masuk IPA itu pasti sukses. Semua kembali ke diri kita masing-masing bagaimana menjalaninya. Jadi, selamat melewati penggalauan tentang penjurusan adik-adik.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan ragu untuk membaca artikel yang saya buat ini.
Terima Kasih bila anda sudah mau membaca Artikel yang saya baca.
Silahkan tinggalkan komentar dan saran untuk lebih baik lagi blog yang saya buat.